Desember 08, 2008

Asuransi Jiwa

Beberapa waktu lalu saya lagi maen-maen ke Batavia alias Jakarta untuk menengok Bude yang udah sekian lama nggak ketemu. Tuh, saya orang baik kan? Mau jauh-jauh ke Batavia hanya untuk menengok Bude. Ok, STOP menyombongkan diri! Tak lupa saya mampir ke head quarter perusahaan dimana saya bekerja. Saya yakin pasti teman-teman saya, khususnya yang wanita, sangat merindukan saya. Mereka pasti stress dan perlu memandang wajah ganteng saya agar tidak stress lagi.

Ternyata dugaan saya benar. Salah seorang teman saya yang berinisial R-A-N-I, begitu bertemu saya wajahnya langsung cerah ceria, menawarkan saya kopi, membelikan pangsit mie, dan akhirnya mengajak saya nonton film...sayangnya nonton rame-rame. Tapi nggak apa-apa, toh dia yang membayar tiket, popcorn, dan orange juice saya (heran deh...knapa cewek-cewek tuh suka banget traktir saya) dan sepertinya dia masih malu-malu (tapi mau) untuk kencan berdua dengan saya. Sangat wajar. Saya lihat si Rani ini sangat sibuk. Hampir tidak bisa lepas dari benda ajaib yang berjudul Blackberry. Sebentar-sebentar melihat blackberry-nya. Saya sudah curiga kalau dia menyimpan foto saya di Blackberry-nya. Ternyata tidak. Dia sedang check e-mail. Seingat saya, saya tidak pernah mengirimkan surat cinta yang bisa dia baca berkali-kali di Blackberry-nya. Ternyata dia check e-mail dari atasan. Syukurlah....saya lega.

Waktu pulang, di taxi saya tanya si Rani, "Kamu stress banget sepertinya. Menurut penerawangan saya, hidupmu nggak tenang. Tidak bisa lepas dari Blackberry. Kerjaanmu banyak banget ya?"
Dengan tampangnya yang terlihat capek, dia jawab "Iya, banyak banget. Mesti cek imel setiap saat"
"Jadi bener dong kalo kamu stress?"
tanya saya lagi.
"iya, mo gimana lagi? Kerjaan mesti kelar, kalo gak gitu bakalan numpuk banget.." jawabnya pasrah
"Kamu ikut asuransi jiwa?" tanya saya serius

Menurut saya, dia memang harus ikut asuransi jiwa. Bahkan semua orang Batavia harus ikut asuransi jiwa karena banyak sekali hal yang bisa membuat orang stress di Batavia. Tapi asuransi jiwa yang benar. Jadi jiwanya yang diasuransikan, bukan fisiknya. Kalau stress terus, pasti jiwanya akan terganggu. Stress adalah tahap awal dan bisa berkembang ke arah kegilaan. Selama ini asuransi hanya menanggung sakit fisik. Bukan sakit jiwa. Jadi sebelum menyetujui penawaran sebuah asuransi jiwa sebaiknya tanyakan dengan detil apakah mereka mau menanggung biaya rumah sakit jiwa kalau customernya stress atau bahkan gila.

Baiklah pembaca yang budiman dan budiwati, kalau Anda sedang berada di Jakarta, segera asuransikan jiwa Anda dan jangan berusaha memaksa saya untuk meng-amin-kan slogan "Enjoy Jakarta" hahahaha....

Label:

1 Komentar:

Pada Selasa, Desember 09, 2008 , Anonymous Anonim mengatakan...

Kalo gw bud, udeh masuk asuransi
tapi ga jiwa, melainkan kesehatan dan investasi, tapi sayang....
gara2 krisis global jadinya nilainya itu berkurang....
untungnya asuransi tersebut tidak pailit....hiks hiks hiks hiks

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda