Naskun..

Pagi ini saya breakfast dengan telor ceplok dan udang goreng. Ibu saya yang memasaknya. Udah 2 minggu ini saya tidak beli breakfast di luar. Padahal biasanya saya beli pecel, nasi jagung, atau naskun. Naskun? Apa itu? Nasi Kuntilanak? Serem dong...

Ini nasi kuning, brader! Bukan Nasi Kuntilanak! Lagian Kuntilanak made in Indonesia udah nggak serem lagi sejak terjadi pembunuhan image dan karakter kutilanak oleh mafia film Indonesia: The Punjabi. Oke back to the topic. Warung nasi kuning langganan saya itu deket sama kantor. Harganya 6000 perak satu bungkus. Tapi berhubung saya pelanggan khusus, jadi saya dapat hak istimewa. Beda dengan konsumen lainnya. Konsumen lainnya bayar 6000 perak cuman dapat 1 bungkus nasi kuning, tapi saya dapat nasi kuning dan hot chocolate, es jeruk, nonton film, main bilyard di rumahnya, kencan dengan pemilik warung yang bahenol, plus obrolan renyah bersama ibu dari pemilik warung naskun tsb tentang masa depan. O iya, porsi nasi kuning saya lebih banyak daripada porsi untuk konsumen lainnya. Sangat istimewa...

Belakangan warung nasinya tutup terus. Terpaksa saya cari breakfast di tempat lain atau bawa dari rumah. Setelah saya tanya via telpon, pemilik warung nasi kuning yang bahenol itu bilang kalo sekarang ada neneknya yang nggak setuju dia buka warung. Lebih suka kalo cucunya yang bahenol itu kerja di kantor. Hmm...ya sudah...mau gimana lagi?

Pagi ini saya kangen nasi kuning...
Lebih tepatnya kangen sama penjualnya...